Politikus Partai Berkarya Titiek Soeharto. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Titiek Soeharto menyayangkan penyitaan aset Yayasan Supersemar di saat pemerintah belum bisa memenuhi kebutuhan pendidikan semua orang.
Ia mengklaim yayasan yang didirikan Soeharto pada 1974 itu membantu pendidikan Indonesia dengan menyalurkan berbagai beasiswa.
"Tolonglah pemerintah, bijaksana lah sedikit. Kalau sudah bisa memenuhi pendidikan semua orang bisa sekolah dengan baik, fine, tapi ini kan masih banyak yang butuh pendidikan ya, tapi kok disetop begitu ya," ujar Titiek saat ditemui di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (22/11).
Titiek menyebut lebih dari dua juta orang sudah mendapatkan beasiswa Supersemar. Ia juga mengklaim 70 persen rektor universitas negeri adalah penerima beasiswa Supersemar.
Terkait penyitaan gedung Granadi, Titiek menyebut pemerintah keliru. Dia bilang gedung itu milik beberapa pihak. Yayasan Supersemar hanya memiliki sebagian kecil saham di sana.
Dia menuding Pemerintah melakukan penyitaan aset Supersemar hanya karena tidak suka dengan Soeharto.
"Dia lakukan hanya sebab mereka tidak suka sama Pak Harto. Ya kalau tidak suka sama Pak Harto, ya tidak apa-apa, tapi Supersemar-nya tetap jalan dong ya," tutur Titiek.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung menyita Gedung Granadi di wilayah Jakarta Selatan yang diketahui sebagai salah satu aset Yayasan Supersemar.
Penyitaan aset ini merupakan lanjutan dari putusan Mahkamah Agung yang menyatakan Supersemar bersalah karena menyalurkan dana ke satu bank dan tujuh perusahaan pada periode 1990-an.
Para penerima dana Supersemar saat itu adalah Bank Duta, PT Sempati Air, PT Kiani Lestari, PT Kiani Sakti, PT Kalhold Utama, Essam Timber, PT Tanjung Redep Hutan Tanaman Industri, dan Kelompok Usaha Kosgoro.
Aset-aset Supersemar yang disita hingga saat ini baru sejumlah Rp243 miliar dari total Rp4,4 triliun.
sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181122213701-12-348576/sita-aset-supersemar-titiek-soeharto-minta-negara-bijak