Ustaz Solmed akhirnya memutuskan untuk memulangkan putra sulungnya, Sulthan Mahmoed Qusyairi, dari pondok pesantren. Sang ayah menuturkan, bocah yang baru berusia lima tahun itu sakit sampai harus diopname.
Di usia yang terbilang sangat dini, Sulthan harus berpisah dengan sang ayah dan ibunda tercinta, April Jasmine, untuk menempuh pendidikan di Pesantren Tarbiyatul Wildan Nihayatul, Karawang, Jawa Barat. Nyatanya, hanya tiga bulan bertahan, kakak dari si kembar Aqil dan Mahier ini sudah dipulangkan.
Dalam tayangan video Insertlive, Ustaz Solmed menuturkan alasan menarik kembali putranya dari pondok pesantren tersebut. Kesehatan menjadi pertimbangan utama pria yang memiliki nama lengkap Soleh Mahmoed Nasution ini.
"Ya, hanya tiga bulan. Sakit dan dua kali dirawat sampai dirujuk ke Jakarta. Yang nggak kuat ya neneknya, engkongnya, dan opungnya. Mereka minta bawa pulang itu anak," kata Solmed.
Ia menjelaskan, penyebab Sulthan sakit lantaran terganggu pola makannya. "Pola makan yang berbeda antara di rumah dengan pesantren pasti ngaruh. Ngaruh ke selera makan, akhirnya ngaruh ke kondisi badan," tuturnya.
Ustaz Solmed bersama istri dan anak-anak/ Foto: (Foto: Instagram @apriljasmine85)
|
Memang tidak mudah ya, Bun, melepas anak untuk belajar di pesantren atau sekolah yang berbeda daerah dengan kita. Terlebih, usia si buah hati masih sangat dini. Perasaan takut pasti akan selalu menghampiri Ayah dan Bunda, dengan segudang pertanyaan apakah si anak bisa melakukan semuanya tanpa bantuan kita.
Ya, itu adalah pilihan. Banyak pertimbangan para orang tua sebelum memutuskan untuk merelakan sang buah hati menempuh pendidikan di pondok pesantren. Seperti pasangan Syaifullah dan Linda, yang mengantarkan anak keduanya, Muhammad Ariel Fadhilah Putra, masuk ke Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an, Tangerang, pada Juni 2018 lalu.
"Pasti ada rasa berat melepas anak ke tempat yang jauh. Namun, saya senang saat dia memilih pesantren sebagai tempat pendidikan selanjutnya. Saya juga memiliki keyakinan pesantren akan mendidik anak saya tumbuh menjadi insan yang cerdas, beriman, dan bertakwa," tutur Linda, seperti dilansir detikcom.
Perjuangan berat harus dilewati Linda dan Syaifullah karena mereka menetap di Papua. Tapi, mereka meyakini bahwa pesantren adalah tempat yang tepat untuk pendidikan sang anak. Sebagai orang tua, mereka tidak ingin putranya terpengaruh pergaulan anak yang rentan akan pengaruh buruk narkoba, minuman keras, seks bebas, atau perilaku kekerasan seperti tawuran.
sumber: https://www.haibunda.com/parenting/20190113124953-61-31735/cerita-ustaz-solmed-pulangkan-anak-dari-pesantren-karena-sakit